Selasa, 28 Juni 2016

Gula Reduksi pada Gula metode Luff


       I.            JUDUL
ANALISA GULA REDUKSI GULA DENGAN METODE LUFF.

    II.            TUJUAN
·         Mengetahui kadar gula reduksi yang terkandung dalam gula.
·         Memahami cara anlisa gula reduksi dengan metode luff.

 III.            DASAR TEORI
Gula reduksi adalah gula yang memiliki gugus aldehid (aldosa) atau keton (ketosa) bebas (Makfoeld dkk, 2002). Aldosa mudah teroksidasi menjadi asam aldonat, sedangkan ketosa hanya dapat bereaksi dalam suasana basa (Fennema, 1996). Secara umum, reaksi tersebut digunakan dalam penentuan gula secara kuantitatif. Maltosa dan laktosa merupakan contoh dari gula reduksi. Reaksi antara gugus karbonil gula pereduksi dengan gugus amino protein disebut reaksi maillard yang menghasilkan warna coklat pada bahan, yang dikehendaki atau malah menjadi pertanda penurunan mutu. Warna coklat pada penggorengan ubi jalar dan singkong, serta pencoklatan pencoklatan yang indah dari berbagai roti adalah warna yang dikehendaki (Winarno, 2002). Dengan kata lain, dalam kimia pangan gula reduksi berkontribusi membentuk warna coklat apabila berikatan dengan asam amino. Analisa gula reduksi dengan metode luff pada prinsipnya mengendapkan Cu dengan pemanasan, dan menggunakan cara titrasi iodometri.

 IV.            ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1.      Timbangan digital
2.      Gelas kimia 100 ml, 250 ml
3.      Labu takar 150 ml, 110/100 ml
4.      Corong gelas
5.      Kertas saring
6.      Gelas pengaduk
7.      Gelas ukur 5 ml, 30 ml
8.      Pipet volum 25 ml
9.      Erlenmayer 300 ml
10.  Pembuluh balik
11.  Pemanas
12.  Buret
BAHAN :
1.      Gula
2.      Larutan acetat timbal hitam netral 10%
3.      Larutan camp. Natrium phospat-kalium oksalat
4.      Larutan luff
5.      Tanah infusoria
6.      Larutan KI 20%
7.      H2SO4 25%
8.      Larutan Na2S2O3 0,1 N
9.      Indikator amylum

    V.            CARA KERJA
a.       Persiapan Filtrat
1.      Menimbang 33 gram contoh gula SHS.
2.      Melarutkan dengan aquades kemudian dimasukan dalam labu takar 150 ml.
3.      Menambahkan acetat timbal hitam 10 % sebanyak ½ ml untuk gula SHS.
4.      Menambahkan aquades hingga batas labu takar 150 ml, gojog larutan kemudian tapis untuk diperoleh filtrat.
5.      Filtrat yang diperoleh diambil 100 ml, kemudian dimasukan dalam labu takar 110/100 ml.
6.      Menambahkan larutan campuran natrium phospat-kalium oksalat 1  ml.
7.      Menambahkan aquades hingga volume 110 ml, kemudian digojog dan ditapis kembali.
b.      Penentuan Gula Invert
1.      Mengambil 25 ml filtrat hasil tapisan dengan pipet volume 25 ml, kemudian dimasukan dalam erlenmayer 300 ml.
2.      Menambahkan larutan luff 25 ml kedalam erlenmayer.
3.      Memasang pembuluh pendingin pada erlenmayer, selanjutnya dipanaskan hingga mendidih selama 5 menit.
4.      Mendinginkan larutan dalam air yang mengalir dalam kondisi ditutup.
5.      Menambahkan berturut-turut KI 20 % 15 ml, dan H2SO4 25% sebanyak 25 ml.
6.      Menambahkan indikator amilum 1 ml
7.      Menitrasi larutan dengan Larutan Na2S2O3 0,1 N hingga warna biru berubah menjadi putih susu.
8.      Ulangi titrasi sebanyak 2 kali.

 VI.            DATA ANALISA
Gula yang ditimbang              = 1 gram
ml Titrasi sampel                     = 6,5 ml
ml Titrasi blanko                     = 21,8 ml

VII.            PERHITUNGAN
·         Cu yang diendapkan
= (ml titrasi blanko – ml titrasi sampel) x
= ( 21,8 ml – 6,5 ml ) x
= 15,3 ml
·         Gula invert yang terkandung
= gram gula yang ditimbang x  x
= 1 gram x  x
= 0,12 gram

Tabel XI. Untuk Penentuan Gula Invert Menurut Luff

mg gula Invert
ml N/0,1
0
0,12
1,25
15
46,1
X
46,5
15,3

Y

16
49,4
Z
49,9


X         = 46,1 + (
            = 46,1 + (0,096) (0,4)
            = 46,1384
Z          = 49,4 + (0,096) (49,9 – 49,4)
            = 49,4 + (0,096) (0,5)
            = 49,448
Y         = 46,1384 + (
            = 46,1384 + (0,3) (3,3096)
            = 47,13128
% GR Gula =
                    = 39,27 %
VIII.            PEMBAHASAN
Analisa gula reduksi pada gula kali ini menggunakan metode analisa luff yang secara prinsip tidak berbeda dengan schrool yang membebaskan iod dengan titrasi natrium thio sulfat, berat gula yang ditimbang sebanyak 1 gram yang seharusnya 33 gram hal tersebut dikarenakan gula reduksi yang terkandung dalam gula sampel terlalu tinggi, setelah menimbang gula 1 gram dilarutkan dalam labu takar 150 ml dengan aquades kemudian ditapis dan diencerkan lagi dalam labu takar 110/100 ml dengan penambahan campuran natrium phospat-kalium oksalat, yang selanjutnya ditapis dan filtrat yang dihasilkan diambil 25 ml dengan larutan luff sebanyak 25 ml dalam erlenmayer dan dipanaskan menggunakan pembuluh balik agar uap yang dihasilkan dari pemanasan nantinya dapat dikembalikan ke erlenmayer dengan cara penyiraman aquades. Saat pemanasan larutan akan berubah yang awalnya biru kemudian berubah menjadi hijau, coklat, dan merah. Selanjutnya didiamkan dengan alir mengalir, erlenmayer dalam kondisi tertutup, larutan tersebut apabila diperhatikan setelah pendinginan akan terlihat sedikit endapan berwarna merah dari endapan Cu2O, selanjutnya ditambhakan KI terlebih dahulu baru H2SO4 karena nantinya H2SO4 yang akan melepas CO2 sehingga tidak mengganggu iod yang akan dianalisa, setelah penambahan KI,dan H2SO4 baru ditambahkan amilum sebagai indikator warna saat titrasi, dimana warna awal titrasi kuning dan diharapkan setelah titrasi akan berubah menjadi putih susu. Hasil titrasi dengan penimbangan gula sampel 1 gram sebesar 6,5 ml. Dimana saat menggunakan sampel 33 gram setelah penambahn amilum warna sudah berubah menjadi putih susu, sehingga apabila dianggap tidak memiliki gula reduksi 0% seharusnya saat titrasi hasil yang diperoleh sama dengan ml titrasi blanko yaitu 21,8 ml dan saat dipanaskan warna tidak berubah menjadi merah (tetap biru) yang menandakan perubahan warna merah tersebut akibat adanya gula reduksi sehingga sampel gula harus ditimbang lebih kecil hingga 1 gram. Perhitungan menggunakan tabel XI hubungan antara Cu yang diendapkan dan gula invert yang terkandung dalam sampel. Gula invert yang terkandung dihitung dengan gram sampel yang ditimbang dengan sampel dikalikan dengan pengenceran diperoleh hasil 0,12 gram. Dan untuk Cu yang diendapkan dihitung dengan selisih ml titrasi antara blanko dan sampel dikalikan normalitas natrium thio sulfat dibagi 0,1 diperoleh hasil 15, 3 ml. Dari tabel dihitung dengan interpolasi diperoleh hasil gula invert metode luff sebanyak 47,13128 mg. % Gula reduksi diperoleh 39,27% dari perhitungan hasil dari tabel dibagi 1000 sebagai konversi mg ke gr, 0,12 gram data gula invert yang terkandung dalam gula kemudian dikali 100.

 IX.            KESIMPULAN
·         % Gula reduksi yang terkandung dalam gula sampel adalah 39, 27 %.
·         Gula sampel memiliki kandungan gula reduksi yang tinggi.

    X.            DAFTAR PUSTAKA
·         http://frequencia89.blogspot.co.id/2010/12/apa-yang-disebut-dengan-gula-reduksi.html diakses pada hari Selasa, 8 Desember 2015.

 XI.            LEMBAR PENGESAHAN
Yogyakarta, 10 Desember 2015
Pembimbing Praktikum                                               Praktikan


Ari Suryati                                                                  Derry Intarti Ika Dewi

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar