I.
JUDUL
ANALISA
GULA REDUKSI GULA DENGAN METODE LUFF.
II.
TUJUAN
·
Mengetahui kadar gula reduksi yang
terkandung dalam gula.
·
Memahami cara anlisa gula reduksi dengan
metode luff.
III.
DASAR TEORI
Gula reduksi adalah
gula yang memiliki gugus aldehid (aldosa) atau keton (ketosa) bebas (Makfoeld
dkk, 2002). Aldosa mudah teroksidasi menjadi asam aldonat, sedangkan ketosa
hanya dapat bereaksi dalam suasana basa (Fennema, 1996). Secara umum, reaksi
tersebut digunakan dalam penentuan gula secara kuantitatif. Maltosa dan laktosa
merupakan contoh dari gula reduksi. Reaksi antara gugus karbonil gula pereduksi dengan
gugus amino protein disebut reaksi maillard yang menghasilkan warna coklat pada
bahan, yang dikehendaki atau malah menjadi pertanda penurunan mutu. Warna
coklat pada penggorengan ubi jalar dan singkong, serta pencoklatan pencoklatan
yang indah dari berbagai roti adalah warna yang dikehendaki (Winarno, 2002).
Dengan kata lain, dalam kimia pangan gula reduksi berkontribusi membentuk warna
coklat apabila berikatan dengan asam amino. Analisa gula reduksi dengan metode
luff pada prinsipnya mengendapkan Cu dengan pemanasan, dan menggunakan cara
titrasi iodometri.
IV.
ALAT DAN BAHAN
ALAT
:
1. Timbangan
digital
2. Gelas
kimia 100 ml, 250 ml
3. Labu
takar 150 ml, 110/100 ml
4. Corong
gelas
5. Kertas
saring
6. Gelas
pengaduk
7. Gelas
ukur 5 ml, 30 ml
8. Pipet
volum 25 ml
9. Erlenmayer
300 ml
10. Pembuluh
balik
11. Pemanas
12. Buret
BAHAN
:
1. Gula
2. Larutan
acetat timbal hitam netral 10%
3. Larutan
camp. Natrium phospat-kalium oksalat
4. Larutan
luff
5. Tanah
infusoria
6. Larutan
KI 20%
7. H2SO4
25%
8. Larutan
Na2S2O3 0,1 N
9. Indikator
amylum
V.
CARA KERJA
a. Persiapan
Filtrat
1. Menimbang
33 gram contoh gula SHS.
2. Melarutkan
dengan aquades kemudian dimasukan dalam labu takar 150 ml.
3. Menambahkan
acetat timbal hitam 10 % sebanyak ½ ml untuk gula SHS.
4. Menambahkan
aquades hingga batas labu takar 150 ml, gojog larutan kemudian tapis untuk
diperoleh filtrat.
5. Filtrat
yang diperoleh diambil 100 ml, kemudian dimasukan dalam labu takar 110/100 ml.
6. Menambahkan
larutan campuran natrium phospat-kalium oksalat 1
ml.
7. Menambahkan
aquades hingga volume 110 ml, kemudian digojog dan ditapis kembali.
b. Penentuan
Gula Invert
1. Mengambil
25 ml filtrat hasil tapisan dengan pipet volume 25 ml, kemudian dimasukan dalam
erlenmayer 300 ml.
2. Menambahkan
larutan luff 25 ml kedalam erlenmayer.
3. Memasang
pembuluh pendingin pada erlenmayer, selanjutnya dipanaskan hingga mendidih
selama 5 menit.
4. Mendinginkan
larutan dalam air yang mengalir dalam kondisi ditutup.
5. Menambahkan
berturut-turut KI 20 % 15 ml, dan H2SO4 25% sebanyak 25
ml.
6. Menambahkan
indikator amilum 1 ml
7. Menitrasi
larutan dengan Larutan Na2S2O3 0,1 N hingga
warna biru berubah menjadi putih susu.
8. Ulangi
titrasi sebanyak 2 kali.
VI.
DATA ANALISA
Gula
yang ditimbang = 1 gram
ml
Titrasi sampel = 6,5
ml
ml
Titrasi blanko = 21,8
ml
VII.
PERHITUNGAN
·
Cu yang diendapkan
= (ml titrasi blanko –
ml titrasi sampel) x
= ( 21,8 ml – 6,5 ml )
x
= 15,3 ml
·
Gula invert yang terkandung
= gram gula yang
ditimbang x
x
= 1 gram x
x
= 0,12 gram
Tabel XI. Untuk
Penentuan Gula Invert Menurut Luff
mg
gula Invert
ml
N/0,1
|
0
|
0,12
|
1,25
|
15
|
46,1
|
X
|
46,5
|
15,3
|
|
Y
|
|
16
|
49,4
|
Z
|
49,9
|
X = 46,1 + (
= 46,1 + (0,096) (0,4)
= 46,1384
Z
= 49,4 + (0,096) (49,9 – 49,4)
= 49,4 + (0,096) (0,5)
= 49,448
Y
= 46,1384 + (
= 46,1384 + (0,3) (3,3096)
= 47,13128
%
GR Gula =
= 39,27 %
VIII.
PEMBAHASAN
Analisa
gula reduksi pada gula kali ini menggunakan metode analisa luff yang secara
prinsip tidak berbeda dengan schrool yang membebaskan iod dengan titrasi
natrium thio sulfat, berat gula yang ditimbang sebanyak 1 gram yang seharusnya
33 gram hal tersebut dikarenakan gula reduksi yang terkandung dalam gula sampel
terlalu tinggi, setelah menimbang gula 1 gram dilarutkan dalam labu takar 150
ml dengan aquades kemudian ditapis dan diencerkan lagi dalam labu takar 110/100
ml dengan penambahan campuran natrium phospat-kalium oksalat, yang selanjutnya
ditapis dan filtrat yang dihasilkan diambil 25 ml dengan larutan luff sebanyak
25 ml dalam erlenmayer dan dipanaskan menggunakan pembuluh balik agar uap yang
dihasilkan dari pemanasan nantinya dapat dikembalikan ke erlenmayer dengan cara
penyiraman aquades. Saat pemanasan larutan akan berubah yang awalnya biru
kemudian berubah menjadi hijau, coklat, dan merah. Selanjutnya didiamkan dengan
alir mengalir, erlenmayer dalam kondisi tertutup, larutan tersebut apabila
diperhatikan setelah pendinginan akan terlihat sedikit endapan berwarna merah
dari endapan Cu2O, selanjutnya ditambhakan KI terlebih dahulu baru H2SO4
karena nantinya H2SO4 yang akan melepas CO2
sehingga tidak mengganggu iod yang akan dianalisa, setelah penambahan KI,dan H2SO4
baru ditambahkan amilum sebagai indikator warna saat titrasi, dimana warna awal
titrasi kuning dan diharapkan setelah titrasi akan berubah menjadi putih susu.
Hasil titrasi dengan penimbangan gula sampel 1 gram sebesar 6,5 ml. Dimana saat
menggunakan sampel 33 gram setelah penambahn amilum warna sudah berubah menjadi
putih susu, sehingga apabila dianggap tidak memiliki gula reduksi 0% seharusnya
saat titrasi hasil yang diperoleh sama dengan ml titrasi blanko yaitu 21,8 ml
dan saat dipanaskan warna tidak berubah menjadi merah (tetap biru) yang
menandakan perubahan warna merah tersebut akibat adanya gula reduksi sehingga
sampel gula harus ditimbang lebih kecil hingga 1 gram. Perhitungan menggunakan
tabel XI hubungan antara Cu yang diendapkan dan gula invert yang terkandung
dalam sampel. Gula invert yang terkandung dihitung dengan gram sampel yang
ditimbang dengan sampel dikalikan dengan pengenceran diperoleh hasil 0,12 gram.
Dan untuk Cu yang diendapkan dihitung dengan selisih ml titrasi antara blanko
dan sampel dikalikan normalitas natrium thio sulfat dibagi 0,1 diperoleh hasil
15, 3 ml. Dari tabel dihitung dengan interpolasi diperoleh hasil gula invert
metode luff sebanyak 47,13128 mg. % Gula reduksi diperoleh 39,27% dari
perhitungan hasil dari tabel dibagi 1000 sebagai konversi mg ke gr, 0,12 gram
data gula invert yang terkandung dalam gula kemudian dikali 100.
IX.
KESIMPULAN
·
% Gula reduksi yang terkandung dalam gula
sampel adalah 39, 27 %.
·
Gula sampel memiliki kandungan gula
reduksi yang tinggi.
X.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://frequencia89.blogspot.co.id/2010/12/apa-yang-disebut-dengan-gula-reduksi.html
diakses pada hari Selasa, 8 Desember 2015.
XI.
LEMBAR PENGESAHAN
Yogyakarta,
10 Desember 2015
Pembimbing Praktikum Praktikan
Ari Suryati Derry
Intarti Ika Dewi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar